Halaman

Rabu, 16 November 2011

III.1. PENGEMBARAAN BAROAR

Diceritakan kembali Oleh H. Muhammad Djafar Nasution, BA

Dalam usia 7 tahun Baroar meninggalkan Kerajaan Sutan Pulungan dibawa oleh Saua. Di perantauan Saua menyerahkan Baroar kepada seorang guru untuk mendapatkan pelajaran termasuk belajar Pencak Silat. Walaupun umurnya masih 7 tahun, tetapi dia sudah dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Karena dia dapat menunjukkan kecakapannya maka dia menjadi kesayangan guru, bahkan tidak jarang dia disuruh guru untuk membantu mengajari teman-temannya.
Demikianlah beberapa tahun lamanya, sehingga menjelang umur Baroar 18 tahun, menurut sebahagian orang Baroar mengadakan pengembaraan sampai ke Kerajaan Pagar Ruyung di Sumatera Barat. Di sana dia belajar bermacam-macam ilmu termasuk ilmu kemiliteran (ilmu perang) dan lain sebagainya. Setelah mahir dan menamatkan pelajarannya di Pagar Ruyung dia kembali ke Daerah Mandailing.
Di daerah Mandailing, dia mencoba mengajar pencak silat dan akhirnya dia juga mengajarkan bermaam-macam ilmu. Masyarakat menghargai dia sebagai guru yang cakap dan baik serta mempunyai sifat kepahlawanan. Dimana terjadi kerusuhan dia selalu tampil sebagai juru damai, dimana ada kegelisahan dia tampil sebagai penasehat. Demikianlah dia, pada akhirnya menjadi orang yang disayangi dan disegani oleh masyarakat.
Raja yang zalim yang memerintah pada waktu itu dihadapinya dengan penuh kebijaksanaan. Rakyat telah melihat sifat-sifatnya yang terpuji sehingga mereka menganggap dialah yang patut diangkat menjadi raja. Dia tidak sedikitpun berniat untuk menjadi Raja, tetapi dikalangan masyarakat termasuk pengetua adat dan pemimpin masyarakat pada waktu itu telah merencanakan untuk menggulingkan Raja yang zalim dan sekaligus menobatkan Baroar menjadi Raja yang baru.
Kekacauan sudah sering terjadi, pemberontakan-pemberontakan kecil mulai terjadi menentang Raja. Baroar selalu berusaha sebagai penengah antara Raja dan Pemberontak. Tetapi gerakan massa tidak dapat dibentung lagi. Rakyat melawan kezaliman Raja sehingga pada akhirnya kekuasaan Raja dapat digulingkan. Akhirnya Baroar dinobatkan oleh rakyat menjadi Raja.
Setelah diangkat menjadi Raja, kerajaan menjadi aman dan tenteram. Baroar mendengarkan suara rakyatnya. Setiap golongan dihargainya, dia mengambil wakil-wakil setiap golongan untuk duduk dalam pemerintahan. Banyak daerah yang meminta untuk bergabung ke dalam wilayah kerajaannya, sehingga dalam masa pemerintahannya wilayah kerajaan bertambah luas.
Menjelang akhir hayatnya, ditunjuknya anak-anaknya sebagai pembantu di beberapa wilayah, seperti :
a.    Mengaraja Mandailing sebagai Pembantu Wilayah Huta Siantar.
b.    Mangaraja Gading Soritaon sebagai Pembantu Wilayah Pidoli Dolok.
c.    Mangaraja Bosar sebagai Pembantu Wilayah Kualu.
d.    Baginda Mangaraja Enda sebagai Pembantu Wilayah Penyabungan.
e.    Mangaraja Pinanyungan sebagai Pembantu Wilayah Singengu.
f.     Mangaraja Parlaungan sebagai Pembantu Wilayah Lumban Kuayan.

Dapatlah dibayangkan bagaimana besarnya kerajaan Baroar (Gelar Sutan Diaru) pada saat pemerintahannya.
Wilayah yang demikian luas diperintahnya dengan penuh bijaksana dan cukup aman sampai akhir hayatnya. Kemudian setelah dia wafat, masing-masing anaknya membentuk kerajaan sendiri di wilayah masing-masing, sehingga wilayah yang demikian luas terbagi-bagi menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar